Berbicara tentang masa SMP, Masa SMP adalah dimana masa proses seseorang tumbuh menjadi seorang remaja. Akan tetapi masih dengan kepribadian yang labil (Plin-plan).
Tentunya setiap orang pasti memiliki pengalaman yang berbeda-beda tentang dirinya.
Disini saya akan bercerita sedikit tentang masa SMP saya. Dari dulu saya ketika menginjak bangku kelas 6 SD, saya ingin sekali melanjutkan pendidikan saya ke pesantren.
Akan tetapi Ibu saya ragu dengan keputusan saya untuk melanjutkan pendidikan saya ke pesantren karena sesuatu hal yang tidak bisa saya ceritakan disini.
Tapi saya tetap bersikeras ingin melanjutkan-nya ke pesantren. Dan setelah beberapa lama Ibu saya memikirkan hal itu, akhirnya diperbolehkan lah saya untuk melanjutkan pendidikan saya ke pesantren.
Saya masuk ke sebuah pesantren yang bernama SMP IT Al-Hidayah yang berada persis dekat lokasi Curug Nangka, Sukajadi Tamansari.
Saya masuk ke sebuah pesantren dengan berprogram unggulan Tahfiz Al-Qur’an. Dipesantren itu saya memulai semua nya dari nol. Sedangkan teman-teman saya memiliki potensi yang bermacam-macam. Ada yang sudah mulai menghafal Al-Qur’an dari semenjak dia SD, dan juga ada yang memulainya dari nol sama seperti saya.
Disitu saya belajar dengan bersungguh-sungguh. Karena saya ingin membuktikan kepada orangtua saya bahwa saya bisa dan benar-benar ingin menjadi seorang santri.
Ketika saya melihat teman-teman saya yang sudah memiliki hafalan sebelumnya, semangat saya semakin terpacu untuk lebih giat belajar Al-Qur’an dan menghafalnya.
Oh ya sebelumnya, Sebenarnya saya tidak menyangka bahwa saya akan di masukan ke pesantren yang berprogram unggulan Tahfiz Al-Qur’an. Yang saya pikirkan, saya akan masuk ke dalam pesantren yang hanya mempelajari ilmu Agama.
Kemudian di pesantren itu saya terus belajar dan belajar agar saya bisa membaca Al-Qur’an dan supaya bisa menghafal nya dengan mudah.
Setelah sekian lama saya belajar membaca Al-Qur’an, akhirnya saya lumayan bisa membaca dengan lancar. Yaa walaupun ga lancar-lancar bgt sih hehe.
Dari situ saya mulai bisa menghafal Al-Qur’an dengan nyaman. Saya berkeinginan untuk bisa menyusul teman-teman saya yang sebelumnya sudah lebih dulu menghafal Al-Qur’an.
Dengan usaha yang semaksimal mungkin, dan sedikit demi sedikit saya bisa menghafal Al-Qur’an lumayan dengan mudah dan bisa menyaingi teman-teman saya.
Dan sampai pada suatu waktu, pesantren saya pasti di setiap akhir semester mengadakan ujian tahfiz yang di sebut dengan Tasmi’.
Tasmi’ adalah sebuah ujian yang mana seorang santri harus menyetorkan semua Hafalan nya dengan kemudian di dengarkan oleh ustadz pembimbingnya dalam beberapa kurun waktu yang telah di tentukan.
Dan setelah ujian Tasmi’ selesai, saya bisa melihat nilai saya. Dan ternyata saya bisa mendapatkan nilai Mumtaz berdampingan dengan teman saya yang pintar dalam membaca dan menghafal Al Qur’an.
Saya sangat bangga dengan hasil ujian yang saya terima. Ternyata tidak sia-sia saya bersusah payah mempelajari Al-Qur’an dan menghafalnya. Dan tentunya bisa membuat orangtua saya bangga.
Selain itu juga Pesantren saya tidak sedikit mengadakan lomba-lomba yang bersangkutan dengan Al-Qur’an. Dan Alhamdulillah saya selalu mendapatkan juara dalam lomba-lomba tersebut.
Maka dari itu, Raihlah prestasi mu dengan keinginanmu yang kuat dan Tulus dari dalam hati kemudian sertakan Allah dalam niat-niat baikmu tersebut. Maka Allah akan memudahkan niatmu tersebut.
Sesungguhnya, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannyaa” (HR. Bukhori).
Akan tetapi ada hal yang tidak diinginkan yang terjadi pada diri saya ketika mulai memasuki masa SMA (?). mungkin saya akan menceritakannya di post berikutnya.
Wallahu’alam Bisshawab.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca :))
